Keredhaan Allah..

Assalamu'alaikum Warahmatullah hiwabarakatuh, Sahabat-sahabat..

Blog ni sebenarnya dah terlalu lama ada ,cuma tak ada post langsung.. So, saya berniat nak buatkan blog ni tempat berkongsi pendapat.. Ermm.. [tak tahulah saya boleh rajin update blog ni sampai bila..] BTW, saya nak publish something yang saya dah buat dalam risalah sekolah.. Tentang keredhaan Allah...

Pernahkah kita terfikir… Adakah Allah meredhai kehidupan kita selama ini? Hari, Minggu, Bulan malah Tahun yang telah Tuhan kurniakan kepada kita..Apakah hasil yang kita dapat daripada bertahun - tahun kita bernyawa ini? Melanggar perintah Allah? Melawan kata ibu bapa? Bagaimana pula dengan guru? Kawan? Masyarakat sekeliling kita?

Pernahkah kita terfikir… Adakah Allah meredhai setiap nafas yang telah DIA berikan pada kita?

Ingatlah bahawa ‘tiket emas’ untuk masuk syurga bukan pahala yang kita buat. Tapi keredhaan Allah pada kita. Apakah yang kita akan dapat jika pahala yang susah-susah kita kutip selama kita hidup ini langsung tidak diguna pakai hanya sebab Allah SWT tidak meredhai kita?

Sama seperti kita bodek ‘bos’ untuk dinaikkan pangkat, kita mesti buat apa yang ‘bos’ kita suruh. Jadi, buatlah sesuatu yang BOS  kita suka, supaya DIA memberi belas kasihan pada kita di hari akhirat kelak…

Jika kita membuat sesuatu hanya ingin mendapatkan pahala, dan bukan kerana ingin mendapatkan perasaan sukaNYA pada kita, hanya pahala kosong-kosong kita dapat. Tapi jikalau kita membuat sesuatu amalan kerana ingin DIA sukakan kita, InsyaAllah, DIA meredhai kita,sekaligus pahala, ON!

Jadi ingatlah sahabat, buat sesuatu kerana kita ingin DIA redhai kita.Disamping itu, jangan lupa untuk teruskan memohon ampun , supaya DIA lebih sayangkan kita..Selamat Berjaya!

Kisah ahli Ibadah yang beribadah 500 tahun... ^^

Dari Jabir ra mengisahkan, Rosulullah saw keluar menemui kami dan bercerita,”Tadi Jibril baru saja keluar dari tempatku. Ia berkata,”Wahai Muhammad, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba yang telah menyembah kepada Allah selama 500 tahun. Ia tinggal di atas sebuah bukit yang panjang dan lebarnya 30 x 30 hasta. Bukit itu dikelilingi lautan seluas 4.000 farsakh  (±32.000 km ) dari segala penjuru (1 farsakh = 8 km atau 3¼ mil). Bukit itu memiliki satu mata air sebesar ibu jari yang memancarkan air bening untuknya. Si abid menetap di bawah bukit itu. Untuk keperluan makan, sebatang pohon delima setiap malam memberinya satu buah yang matang. Hari-harinya ia habiskan untuk beribadah. Bila sore menjelang, ia turun dari atas bukit dan melakukan wudhu. Kemudian ia mengambil buah delima itu dan memakannya, lalu ia melaksankan shalat.

Sebelum meninggal, ia memohon kepada Allah swt agar mencabut nyawanya saat sedang bersujud dan agar jangan memberi kesempatan kepada bumi atau benda-benda lainnya merusak jasadnya, sampai ia dibangkitkan kembali pada hari kiamat nanti dan tetap dalam keadaan bersujud. Jibril berkata,”Maka Allah mengabulkan permintaannya”.

Kami selalu melewatinya bila kami turun ke bumi dan bila kami naik kembali ke langit. Kami mendapatkan kabar dalam ilmu (Tuhan) bahwa ia akan dibangkitkan pada hari kiamat, kemudian didudukkan dihadapan Allah swt, dan Allah swt berfirman,”Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga atas berkat rahmat-Ku.” Si Abid berkata,”Tapi ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.” Allah berfirman,”masukkanlah hamba-Ku ke surga atas berkat rahmat-Ku.”si Abid berkeras,“ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.” Allah swt lalu menjelaskan,”Timbanglah pada hamba-Ku ini antara nikmat yang telah Ku berikan dengan amal perbuatannya.” Maka didapati bahwa nikmat penglihatan telah meliputi ibadah selama 500 tahun itu, belum lagi nikmat-nikmat badan yang lainnya. Allah berfirman,”Kembalikan dia kepada-Ku!”. Maka ia dudukkan kembali dihadapan Allah. Allah menanyainya,”Wahai hamba-Ku, siapakah yang telah menciptakan kamu dari tidak ada?” si Abid menjawab, “Engkau wahai tuanku”.”Siapa yang telah memberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah selama 500 tahun?”si Abid menjawab,”Engkau wahai tuhanku”.”Siapa Dzat yang telah menempatkanmu di sebuah bukit yang terletak di tengah-tengah deburan ombak samudra, mengeluarkan mata air tawar dari air yang asin, mengeluarkan buah delima setiap malamnya padahal delima hanya berbuah sekali dalam setahun, dan engkau telah meminta-Nya agar mecabut nyawamu saat engkau sedang bersujud dan Dia mengabulkan permintaan mu?” si Abid menjawab,”Engkau wahai Rabbi.” Tuhan berfirman,”Semua itu atas berkat rahmat-Ku dan dengan rahmat-Ku pula engkau masuk surga. Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga! Sebaik-baik hamba adalah engkau wahai hamba-Ku.” Maka Allah memasukkannya ke surga. (HR. al-Hakim dan ia berkata hadis ini sahih sanadnya)

Jadi kesimpulannya, kita bukanlah masuk ke syurga kerana amal ibadat kita yang banyak.. Namun, kerana limpah kurnia rahmatNYA dan keredhaanNYa.. Kerana itu, kita tidak boleh menilai seseorang itu daripada pandangan mata manusia.. Sesungguhnya hanya Allah SWT yang berhak menilai segalanya...